Senin, 24 Oktober 2016
Objek wisata kuliner di Malang yang satu ini memang terdengar agak
ekstrim Sate Landak & Biawak Bu Ria. Mendengar namanya pasti Anda akan langsung membayangkan hewan
yang cukup mengerikan, terutama duri-duri di seluruh tubuhnya yang
sangat kaku, panjang, dan runcing. Bagi Anda yang belum terbiasa,
mungkin akan berfikir dua kali untuk menyantap sajian kuliner ini.
Tetapi di balik bentuknya yang aneh karena dipenuhi duri, daging
landak mengandung protein tinggi sekaligus dapat diolah menjadi hidangan
super lezat. Selain tekstur daging yang lembut, perpaduan
bumbu-bumbunya menjadikan sate landak ini begitu lezat.
Bagi Anda yang ingin mencoba sate landak, tinggal meluncur ke Sate
Landak Bu Ria di Jalan Raya Bugis 47 Saptorenggo – Pakis – Malang, buka
dari jam 9 pagi hingga 9 malam. Tak lupa pula, juga tersedia kuliner
yang tak kalah ekstrim di sana, yaitu aneka masakan dari bahan daging
bulus dan daging biawak. Tertarik?
Pesona wisata kuliner di Malang lainnya yang tidak kalah populer
adalah Soto Geprak Mbah Djo. Kelezatan soto ala Mbah Djo ini sudah
terkenal sejak tahun 1935 silam.
Tempat wisata kuliner Soto Geprak Mbah Djo ini didesain dengan
dominasi warna kuning berkombinasi hijau, memiliki meja panjang dan
kursi berderet. Karena menggunakan bumbu-bumbu dari bahan tradisional,
Soto Geprak Mbah Djo mempunyai citarasa kuat. Soal rasa, racikannya
dapat diadu dengan sajian mahal di restoran mewah.
Soto Geprak Mbah Djo terletak di Jalan Letjen S. Parman Malang. Selain
soto sebagai menu utama, tersedia juga sajian kuliner lainnya seperti
bebek goreng, ayam goreng, bakso, dan aneka minuman. Mungkin banyak yang
penasaran mengapa kuliner ini dinamakan Soto Geprak. Ini berawal dari
kebiasaan Mbah Djo menggeprak (menghancurkan) daging dengan cara
memukul-mukul hingga empuk. Berawal dari hal tersebut, kemudian namanya
dikenal dengan sebutan Soto Geprak Mbah Djo.
Berkunjung ke Malang terasa kurang lengkap jika tidak singgah di Toko Oen. Anda dapat menikmati rasa es krim yang unik dan lezat ala Toko Oen.
Toko Oen berdiri sejak tahun 1930 silam. Hingga kini, masih tetap
menyajikan menu kuliner andalannya, yaitu es krim aneka rasa serta
beberapa menu lain seperti nasi goreng, aneka kue, dan steak.
Konon, tempat kuliner Malang yang terletak di Jalan Basuki Rahmad ini
adalah tempat nongkrong favorit orang-orang Belanda di masa lampau.
Kesan kuno masih terlihat jelas dari asitektur bangunan yang tidak
banyak mengalami perubahan, seperti desain interior dengan pintu dan
jendela kaca besar, meja kursi dari rotan, dan sebuah piano tua yang
akan membawa pengunjung pada suasana klasik masa lalu.
Hingga kini, Toko Oen tetap banyak dikunjungi wisatawan, termasuk
kalangan mancanegara. Sering terdengar jargon, “jangan pernah bilang
pernah ke Malang jika belum mencicipi es krim ala Toko Oen”.
Sajian kuliner yang hangat-hangat memang cocok untuk udara Kota Malang
yang cenderung dingin Untuk meminimalisir hawa dingin Malang, Anda
dapat mengunjungi kuliner Cafe Jagung Jaya Abadi yang berlokasi di Jalan
Pulosari, Blimbing.
Di sini tersedia jagung aneka rasa mulai dari rasa original, manis,
pedas, barbeque, asin, coklat, dan keju. Bahkan Anda bisa memilih jagung
yang sudah diserut atau juga memilih untuk menyantap langsung dari
tongkolnya.
Di Cafe Jagung Jaya Abadi tidak hanya tersedia jagung bakar aneka
rasa saja. Beberapa kuliner lainnya, seperti pisang goreng dan roti
bakar dapat menjadi menu alternatif lain. Juga tersedia aneka minuman
mulai kopi, teh, susu murni, hingga STMJ (Susu Telur Madu Jahe). Cafe
Jagung Jaya Abadi buka setiap hari dari jam 5 sore.
Jika Anda melintas di Jalan Jainal Arifin Malang, sebaiknya singgah dulu
di Warung Ronde Titoni. Di sini tersedia minuman penghangat tubuh,
yakni wedang ronde. Warung ronde ini sudah terkenal di Malang Raya sejak
tahun 1948. Selain menjadi tujuan wisata kuliner di Malang, warung ini
juga menjadi tempat nongkrong favorit di malam hari.
Selain wedang ronde, Warung Ronde Titoni menyediakan menu kuliner lain
seperti kacang kuah, roti goreng, angsle dan cakue. Tahukah Anda, wedang
ronde dan angsle terbilang hampir mirip. Hanya saja jika ronde
menggunakan kuah dari air jahe, maka kuah angsle terbuat dari santan.
Isian angsle juga lebih banyak, yaitu potongan roti tawar, petulo
(kembang mayang), kacang hijau rebus, dan kacang tanah sangrai. Angsle
juga memiliki aroma lebih harum karena menggunakan bahan vanili dan daun
pandan.
Depot Hok lay termasuk tempat wisata kuliner di Malang yang unik. Sajian
kuliner disini didominasi oleh makanan lumpia khas Semarang. Kesan vintage
terlihat dari perabotan arsitektur bangunan, mulai dari meja kursi
ukiran kayu, jendela dengan kaca ukuran besar, dan lantai dari jenis
tegel kuno.
Depot Hok Lay berlokasi di Jalan KH. Ahmad Dahlan dan telah dikenal
konsumen sejak tahun 1946. Ada satu jenis minuman yang juga menjadi ikon
depot yang satu ini, yaitu minuman legendaris Fosco. Minuman ini
rasanya cukup khas karena terbuat dari coklat dan susu murni yang
kemudian disajikan dalam kondisi dingin. Uniknya lagi, minuman Fosco
dikemas dalam botol kaca (bekas botol coca-cola). Minuman ini konon
dibuat dari resep asli Belanda dan menjadi minuman favorit sejak dulu.
Rumah Makan Cairo berlokasi di Jalan Kapten P. Tendean. Dari namanya,
dapat diketahui akan sajian kuliner citarasa Timur Tengah. Tersedia
berbagai menu olahan dari daging kambing, seperti sate, gulai kambing,
nasi kebuli, dan krengsengan. Ada juga sajian pencuci mulut, seperti
martabak telor dan roti maryam.
Menu olahan daging kambing di Rumah Makan Cairo rasanya lain dari olahan
daging kambing kebanyakan. Teksturnya lebih lembut dan rasa gurihnya
cukup kuat. Tempat kuliner Malang yang berdiri sejak 1953 ini juga
menyediakan Susu Kambing Etawa, minuman yang baik untuk menjaga
kesehatan. Rumah Makan Cairo buka setiap hari dari jam 8 pagi hingga 10
malam.